Wednesday 8 May 2013

wanita bunglon

Hey, jangan heran melihatku Pagi ini memang aku sengaja memakai baju kumal, jilbab hitam dan kantong plastik, karena aku mencari rezeki dari meminta belas kasih dari orang –orang yang cukup peduli atau orang-orang yang memang kasihan atau takut melihat aku. Kadang aku risih jika naik angkutan umum, perempuan-perempuan disampingku sepertinya takut bersentuhan dengan aku seperti aku penderita lepra, tapi ya aku terima saja memang tampangku memang buruk rupa. Aku berhenti di lampu merah yang memang paling banyak menghasilkan uang, dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang minimal aku dapat 50 ribu. Uangnya untuk makan dan sisanya aku simpan ditetanggaku untuk aku tabung, karena kalau aku simpan dirumah, adekku yang penggangguran pasti menemukannya. Siang aku beres2 rumahku termasuk mencuci baju, jika ada tetangga yang meminta akupun membantu mencucikan baju dirumah mereka dengan imbalan 200 ribu 1 bulan. Jika sudah menjelang malam, kamu pasti tidak mengenaliku karena aku sudah merubah rambut pendekku dengan gaya dan aku poles bibirku dengan lipstick, meski wajahku tidak terlalu cantik tapi bentuk tubuhku pasti membuat iri wanita lain dan kadang keluargaku tidak mengenaliku lagi, dan pelanggan setiaku memujaku, meskipun aku kadang harus melayani mereka dibalik semak-semak, atau dikamar yang pengap dan kecil, yangn ada dalam pikiranku hanya uang untuk keluargaku, uang untuk perhiasan yang sangat aku sukai uang untuk menyambung hidup. Kini aku terduduk, didepan rumah besar, dengan koyo dikepala, duduk seperti aku sudah menyerah pada hidup, batuk ini menyiksaku, aku tak tahu apakah ini batuk biasa atau batuk kutukan karena dosa-dosaku. Keluargaku tidak ada yang peduli denganku, tetanggaku tempat aku menyimpan tabungaku belum terbangun, sungguh aku takut mati dipinggir jalan sungguh aku takut mati karena masih berdosa, apakah tobatku akan diterima jika aku memohon hanya saat aku menderita? Kemana aku harus mengadu?

No comments:

Post a Comment